Kingdom animalia memiliki sel yang bersifat eukariotik, multiseluer, tidak memiliki dinding sel, dan bersifat heterotrof.
Kingdom animalia terdiri dari 9 filum. Delapan filum dikelompokkan ke dalam hewan invertebrata (tidak memiliki tulang belakang) diantaranya Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, dan Echinodermata. Sedangkan 1 filum dikelompokkan ke dalam hewan vertebrata (memiliki tulang belakang) yaitu Chordata.
Berikut adalah filum-filum pada animalia yang termasuk invertebrata :
- Porifera (Hewan berpori)
- Coelenterata/Cnidaria (Hewan berongga)
- Platyhelminthes (Cacing pipih)
- Nemathelminthes (Cacing gilig)
- Annelida
- Mollusca (Hewan bertubuh lunak)
- Arthropoda (Hewan berbuku-buku)
- Myriapoda, contoh : kelabang/lipan dan kaki seribu/luwing.
- Insecta , contoh : kumbang, kupu-kupu, lalat, dan semut
- Arachnida, contoh : laba-laba dan kalajengking
- Crustacea, contoh : Kepiting dan udang
- Echinodermata (Hewan berkulit duri)
Porifera termasuk organisme multiseluler yang primitif, karena tidak memiliki jaringan maupun organ. Memiliki tubuh tidak simetri, hidup di perairan dengan warna tubuh bermacam-macam.
Porifera memeroleh makanannya dengan memfilter partikel kecil dalam air (filter feeder). Nutrisi yang terlarut dalam air masuk ke dalam pori-pori tubuh, kemudian melekat pada sel untuk dicerna langsung di dalam sel.
Contoh : Spongilla, Euspongia, Poterion, dan Schypa.
Memiliki ciri tubuh simetri radial dengan satuan bukaan, memiliki 2 lapisan yang membentuk jaringan dengan fungsi spesifik. Lapisan luar berfungsi melindungi bagian dalamnya sedangkan lapisan dalam berfungsi sebagai sistem pencernaan.
Coelenterata dilengkapi tentakel untuk menangkap mangsa. Pada tentakel dilengkapi dengan sel penyengat beracun yang disebut Cnidocytes. Lapisan dalam coelenterata membentuk rongga yang disebut rongga gastrovaskuler. Sel yang melapisi rongga gastrovaskuler menghasilkan enzim pencernaan.
Contoh : ubur-ubur, obelia, dan anemon.
Memiliki ciri tubuh simetri bilateral, tipis menyerupai pita, tidak berongga, potongan tubuhnya dapat beregenerasi menjadi individu baru (fragmentasi).
Kebanyakan hidup sebagai parasit pada tubuh hewan. Sebagian lainnya hidup di laut, air tawar, dan tanah yang lembab. Platyhelmintes tidak memiliki sistem sirkulasi, baik sirkulasi darah maupun pernafasan. Pernafasannya berlangsung secara difusi. Pada tubuhnya memiliki satu lubang sehingga kotoran akan dikeluarkan pada mulutnya, selain itu jenis cacing ini memiliki sel api (flame cells) sebagai alat ekskresinya.
Contoh : planaria, cacing hati, cacing pita.
Memiliki ciri tubuh simetri bilateral, silindris memanjang dengan kedua ujung meruncing, memiliki rongga dan tidak tidak bersegmen.
Nemathelminthes tidak memiliki sistem sirkulasi peredaran darah dan pernafasan. Perpindahan nutrisi dan gas berlangsung secara difusi melalui tubuhnya.
Contoh : cacing kremi dan cacing perut.
Memiliki ciri tubuh simetri bilateral, tubuh bersegmen seperti tumpukan cincin, dan memiliki coelom.
Annelida memiliki sistem peredaran darah tertutup, sehingga oksigen maupun nutrisi ditransportasikan ke tubuh melalui pembuluh darah. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui kulit yang lembab. Annelida dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Beberapa jenis annelida memiliki jenis kelamin yang berbeda, namun seperti cacing tanah dan lintah memiliki dua jenis kelamin atau hermaprodit. Jenis tertentu annelida bereproduksi secara aseksual dengan cara fragmentasi.
Contoh : cacing tanah dan lintah.
Memiliki ciri tubuh simetri bilateral, memiliki coelom bagian dalam tubuh lunak, kaki berotot, memiliki mantel. Mantel pada mollusca berperan untuk melindungi organ bagian dalam. Pada mollusca yang memiliki cangkang, mantel berperan memproduksi kalsium karbonat untuk membentuk cangkang.
Contoh : siput, kerang, cumi-cumi.
Memiliki ciri tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut, tubuh terbungkus zat kitin yang keras, memiliki alat indera yang peka terhadap sentuhan dan bau-bauan, memiliki mata faset.
Arthropoda dibagi menjadi 4 kelas:
Memiliki ciri tubuh simetri radial, memiliki kulit berduri dengan lempengan zat kapur/kitin yang keras. Terdapat sistem ambulakral yang berfungsi sebagai alat gerak, bernapas, dan menangkap mangsa.
Contoh : bintang laut, bulu babi, timun laut.
Filum chordata memiliki ciri bertulang belakang, oleh karena itu dikelompokkan ke dalam vertebrata. Filum chordata dibagi menjadi 4 kelas yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia.
- Pisces
- Berdarah dingin (poikiloterm)
- Bernapas dengan insang
- Tubuh ditutupi sisik dan berlendir
- Fertilisasi berlangsung eksternal
- Jumlah ruang jantung 2
- Amphibia
- Berdarah dingin (poikiloterm)
- Bernapas dengan paru-paru dan kulit, serta insang pada fase berudu
- Tubuh ditutupi kulit dan berlendir
- Fertilisasi berlangsung eksternal
- Jumlah ruang jantung 3
- Reptilia
- Berdarah dingin (poikiloterm)
- Bernapas dengan paru-paru
- Tubuh ditutupi sisik yang kering
- Fertilisasi berlangsung internal
- Jumlah ruang jantung 4
- Aves
- Berdarah panas (homoiterm)
- Bernapas dengan paru-paru dan dibantu dengan pundi-pundi udara
- Tubuh ditutupi bulu
- Fertilisasi berlangsung internal
- Jumlah ruang jantung 4
- Mammalia
- Berdarah panas (homoiterm)
- Bernapas dengan paru-paru
- Tubuh ditutupi rambut
- Fertilisasi berlangsung internal
- Jumlah ruang jantung 4
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
No comments:
Post a Comment