Keanekaragaman hayati adalah keberagaman makhluk hidup yang terjadi karena adanya perbedaan-perbedaan seperti bentuk, ukuran, warna, jumlah, tekstur, dan sifat-sifatnya. Keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu :
- Tingkat genetik
- Tingkat spesies
- Tingkat ekosistem
Setiap makhluk hidup dikendalikan gen. Keanekaragaman tingkat gen menunjukkan adanya variasi susunan gen individu dalam satu spesies. Misalnya pada tanaman mawar, terdapat variasi mawar merah dan mawar putih. Contoh lainnya adalah variasi pada spesies kucing (Felix domestica) yang memiliki bulu panjang dan bulu pendek.
Keanekaragaman tingkat spesies ditunjukkan dengan adanya variasi yang dapat terjadi dalam tingkat genus atau tingkat family. Misalnya pada tanaman kacang-kacangan, kacang hijau (Phaseolus radiatus), kacang buncis (Phaseolus vulgaricus), dan kacang tanah (Vigna urguiculata).
Keanekaragaman ekosistem ditunjukkan dengan adanya ekosistem di biosfer. Misalnya ekosistem hujan tropis, ekosistem gurun, dan ekosistem pantai.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sebagai contohnya adalah Komodo, Cendrawasih, Orang Utan, dan bunga Rafflesia merupakan makhluk hidup yang khas, hanya dapat ditemukan di Indonesia.
Persebaran flora dan fauna Indonesia dapat dibedakan berdasarkan penelitian Wallace dan Webber.
Penyebaran fauna di dunia dibagi menjadi 8 wilayah diantaranya wilayah ethiopian, paleartik, nearktik, neotropikal, oriental, austarlian, oceanik, dan antartik.
Garis Wallace membatasi penyebaran fauna di Indoneisa menjadi 2 yaitu tipe asiatis dan australis. Demikian juga garis Webber yang merupakan revisi dari garis Wallace dengan informasi yang lebih detail. Berdasarkan garis Wallace dan Webber tersebut, persebaran fauna di Indonesia dibedakan menjadi 3 tipe yaitu tipe asiatis, tipe australis, dan tipe peralihan.
Perbedaan fauna tipe asiatis dan tipe australis :
Tipe Asiatis | Tipe Australis |
---|---|
mamalia berbadan besar | mamalia berbadan kecil |
hewan tidak berkantung | hewan berkantung |
memiliki beragam jenis kera | tidak terdapat kera |
jenis burung eksotik sedikit | jenis burung eksotik banyak |
memiliki banyak jenis kucing | tidak terdapat jenis kucing |
jenis ikan tawar banyak | jenis ikan air tawar sedikit |
Fauna pada wilayah peralihan memiliki karakteristik antara tipe asiatis dan australis. Adapun jenis fauna yang hanya terdapat pada wilayah peralihan yaitu anoa, komodo, dan burung maleo.
Flora di Indonesia termasuk wilayah flora malesiana. Flora malesiana memiliki ciri :
- memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi
- didominasi oleh pohon-pohon yang aktif melakukan fotosintesa
- tumbuh dekat garis khatulistiwa
- tumbuh dalam kawasan hutan hujan tropis dengan penetrasi sinar matahari sepanjang hari
- tumbuh di daerah dengan curah hujan yang tinggi
Contoh tumbuhan malesiana diantaranya : meranti, rotan, palem, salak, jati, mahoni, dan kenari.
Pengaruh kegiatan manusia terhadap keanekaragaman hayati
Kegiatan manusia yang dapat merusak keanekaragaman hayati
- Penggunaan pupuk berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi perairan sehingga dapat mengganggu kehidupan organisme perairan selain itu dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah.
- Penggunaan pestisida dapat menyebabkan menurunnya keanekaragaman hayati pada organisme non target yang ikut mati.
- Penggunaan bibit unggul dapat menyingkirkan spesies asli.
- Alih fungsi lahan dapat menyebabkan rusaknya habitat asli suatu makhluk hidup.
- Limbah hasil kegiatan produksi dapat menyebabkan pencemaran baik terhadap air, tanah, dan udara sehingga merusak habitat suatu makhluk hidup.
Kegiatan manusia yang mendukung untuk menjaga keanekaragaman hayati
- Penggunaan energi alternatif, daur ulang sampah, dan pengolah limbah dapat mengurangi polusi yang dapat menyebabkan rusaknya suatu habitat.
- Penghijauan, selain dapat mengurangi polusi juga dapat menjadi habitat baru bagi organisme tertentu.
- Melestarikan, memantau dan melindungi spesies yang terancam punah.
- melakukan program penangkaran dan bank benih berbagai macam tumbuhan.
Kelangkaan dan kepunahan berbagai spesies berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya hayati harus dilakukan secara bijaksana untuk menjaga kesinambungan persediaan hayati dengan meningkatkan dan memelihara kualitas keanekaragaman nilainya.
Metode konservasi keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara in-situ dan eks-situ.
Konservasi in-situ adalah upaya pelestarian keanekaragaman hayati, baik berupa flora ataupun fauna, yang dilakukan di habitat asli spesies tersebut.
Contoh : cagar alam, suaka margasatwa, dan taman nasional.
Konservasi eks-situ adalah upaya pelestarian keaneragaman hayati yang dilakukan di luar habitat aslinya.
Contoh : kebun koleksi, kebun binatang, kebun botani, dan kebun plasma nutfah.
No comments:
Post a Comment